Jerjani Berkoar | Jerjani DPRD Merangin | Aspan Kabid Bina Marga PU Merangin



FIJ Edisi 26

Ilustrasi
MERANGIN:FIJ- Proyek Peningkatan Jalan Muara Kelukup - Rantau Jering yang sesuai pagu bernilai Rp.2.6 milyar menyisakan masalah. Dugaan sementara, proyek yang dikerjakan oleh PT Usaha Pratama Sari (UPS) tersebut tidak mengerjakannya dengan maksimal. Ironisnya pembayaran termin akhir proyek sudah dicairkan 100 persen.
Tokoh masyarakat Rantau Jering Kecamatan Lembah Masurai, Jerjani yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P dan anggota Komisi III DPRD Merangin angkat bicara. Dia meyakini kontraktor dan sejumlah pihak lainnya bekerjasama melakukan penyimpangan pengerjaan.
‘’Saya yakin ada permainan didalam proyek ini, sehingga merugikan uang negara,” ungkap Jerjani.
Jerjani memaparkan hasil temuannya selama pengerjaan proyek tersebut. Diantaranya pembangunan jalan rabat beton penghubung desa muara kelukup ke desa rantau jering sepanjang 900 meter tidak menggunakan batu split. Dan yang vital adalah pengerasan jalan sepanjang 1600 meter yang asal jadi.
‘’Saya sudah memberitahukan kepada kontraktor, kenapa tidak menggunakan batu split untuk cor rabat beton itu. Tapi tidak digubris. Dan yang sangat membuat saya berang, dititik mana pengerjaan pengerasan jalan sepanjang 1600 meter itu. Fisiknya tidak kelihatan,” kata Jerjani.
Pernyataan Jerjani cukup beralasan. Tim Fokus Info Jambi (TFIJ) turun ke lapangan, tidak ditemukan pengerasan jalan yang dimaksud. Soalnya menurut informasi yang didapatkan pengerasan jalan itu setebal 15 cm. Sementara dilapangan hampir seluruh jalan yang panjangnya 6 km itu kondisinya becek.
‘’Setahu saya umur pengerasan jalan itu diatas 5 tahun. Tapi ini kok ya jalan sudah becek, berarti bisa dipastikan jika memang ada kontraktor itu mengerjakan pengerasan jalan maka kami yakin hanya selayang saja,” terang Jerjani.
Menurut Jerjani, proyek yang dikerjakan selama 180 hari kerja itu pernah ditolak warga dan selama dua bulan tidak melakukan aktifitas. Hal itu karena awalnya proyek tersebut adalah pembangunan aspal sepanjang 400 meter.
‘’Mulanya jalan akan diaspal sepanjang 400 meter. Warga menolak. Kemudian diputuskan rabat beton sepanjang 900 meter dan pengerasan 1600 meter,” tuturnya.
Dengan jumlah harga pagu anggaran 2,6 milyar itu menurut hitungan Jerjani bisa dilaksanakan sepanjang 2 Km pembangunan aspal.
‘’Sebenarnya ini proyek impian saya. Saya telah mengajukan proyek ini dan dijanjikan Bupati Merangin. Begitu mendekati pelaksanaan saya tagih ke Bapak Bupati, eehhh... enak saja dia bilang telah memberikannya ke perusahaan lain. Dan lagi raut wajah Bupati tanpa dosa,” keluh Jerjani.
‘’Jika saya yang mengerjakan proyek ini pasti lebih baik. Soalnya itukan memang desa saya. Merupakan kesempatan bagi saya membangun desa tempat saya lahir dan besar,” tambah Jerjani.
Kades Rantau Jering, Nani ketika dikonfirmasi tidak mau berkomentar banyak. Dia hanya mengarahkan agar melihat sendiri ke lokasi proyek yang telah dikerjakan itu.
‘’Terus terang kami warga sini kecewa. Selanjutnya lihat sendirilah ke lokasi,” kata Kades.
Tokoh pemuda Rantau Jering, Ahmadi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap proyek tersebut. Dirinya beranggapan kontraktor pelaksana menginginkan untung besar.
‘’Dalam pekerjaan  memang harus mendapatkan untung. Tapi ini kelewatan, demi mendapatkan untung yang lebih banyak mengabaikan kualitas proyek tentu merugikan masyarakat dan negara,” kata Ahmadi yang juga merupakan salah seorang aktivis penyimpangan dana Bansos Bencana Rantau Jering yang melibatkan wakil ketua DPRD Merangin, Isnedi. Beberapa waktu lalu.
Dirinya juga menyatakan ‘pasang badan’ jika persoalan ini tidak selesai. Bahkan siap membongkar rabat beton tersebut untuk mengecek material seperti apa yang tertanam didalamnya.
‘’Saya berani karena fakta laporan kepada kami dari tukang yang mengerjakan proyek,” tutupnya.
Sementara itu kontraktor pelaksana, Agus seperti hilang dari muka bumi. Ketika FIJ menghubungi nomor yang biasa digunakannya benada aktif namun tidak diangkat.
Kabid Bina Marga Dinas PU Merangin, Aspan susah dihubungi. Dua nomor Handphone yang biasanya digunakan bernada tidak aktif.
FIJ berhasil menghubungi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Yahdi. Ironisnya ketika percakapan berlangsung tidak ada masalah dengan sinyal. Namun ketika percakapan menjurus kepada persoalan proyek tersebut tiba-tiba sinyal putus-putus hingga akhirnya percakapan berakhir.
Sementara itu konsultan pengawas, Darman menjawab semua pekerjaan proyek sudah selesai dan tidak ada permasalahan sehingga wajar jika termin 100 persen bisa dicairkan.
‘’Itu sudah selesai, tidak ada masalah,” tutup Darman yang saat itu mengaku tengah berada di Pekanbaru. (tim)
Share:

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumlah Pembaca

Advertisement

YouTube Fokus Info VisuaL

Popular Posts

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support

BTemplates.com