• TONI IRWAN JAYA SH. CALEG DPRD MERANGIN DAPIL 1

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • KREASI FLORIST KABUPATEN MERANGIN.

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Petinggi DPRD Merangin Menggoyang. Nasution Diujung Tanduk

Merangin | FIJ : Posisi Nasution sebagai Sekwan DPRD Merangin diperkirakan tengah diujung tanduk. Pasalnya petinggi DPRD Merangin mengeluh kinerja mantan Kadis Koperindag tersebut.
Seperti diungkapkan Wakil Ketua DPRD Merangin, Isnedi kepada media ini. Dirinya mengeluhkan kinerja Nasution selama menjabat sebagai sekwan di kantor perwakilan rakyat se-Merangin itu.
‘’Banyak catatan negatif tentang pak Nasution itu bahkan dari anggota pun tidak sedikit yang mengatakan beliau kinerjanya lemah,” kata Isnedi.
Dijelaskannya, keluhan yang mendasar adalah kurang pahamnya Nasution terhadap tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) jabatan sebagai sekwan. Menurut Isnedi selama ini yang banyak berperan adalah bawahan Nasution.
‘’Laporan kepada saya, Pak Nasution itu lebih banyak melimpahkan pekerjaan kepada bawahannya,” ungkap Isnedi.
Senada dengan Isnedi, Ketua DPRD Merangin Zaidan Ismail juga kerap mengeluhkan kinerja Nasution. Menurutnya seharusnya Nasution itu melayani dan memfasilitasi anggota DPRD khususnya saat akan menggelar rapat. Namun dikatakan Zaidan, Nasution sering tidak ada di tempat.
‘’Setahu saya pak Nasution itu sering dinas keluar daerah. Lebih banyak pula dia yang dinas keluar daerah daripada kami anggota DPRD Merangin ini,” Kata Zaidan.
Zaidan juga menyentil kebijakan yang dikeluarkan oleh sekda Merangin sebagai atasan Nasution. Pasalnya selama Nasution keluar daerah pasti ada laporan ke meja Sekda.
‘’Masak iya Sekda ok ok terus kalau pak Nasution itu keluar daerah. Bagaimana dengan kewajibannya di DPRD?,” tanya Zaidan.
Zaidan juga sempat menjelaskan sejarah didudukkannya Nasution sebagai Sekwan. Diceritakannya saat itu ada tiga pilihan calon Sekwan yang diajukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin yaitu Makmur, Hendri Maidalef dan Nasution.
‘’Pak Makmur istri dan keluarganya berdiam di Jambi, Pak Hendri Maidalef ngakunya sering sakit-sakitan. Dan akhirnya diputuskanlah pak Nasution yang menjadi Sekwan,” tuturnya.
Sementara itu Sekwan DPRD Merangin, Nasution ketika dikonfirmasi mengaku telah melaksanakan tugas sebagaimana yang seharusnya. ‘’Saya sudah melaksanakan tugas saya selaku Sekwan,” kata Nasution.
Soal melimpahkan pekerjaan kepada Staf, menurut Nasution itu adalah hal yang wajar mengingat staf juga memiliki tugas di tiap bidangnya.
‘’Masak segala urusan saya juga yang turun tangan. Apa gunanya para staf pegawai lainnya itu. Tentu saja ada tugas yang bisa di hendel para bawahan saya,” terangnya.
Nasution juga menjelaskan selama ini dirinya tidak terlalu sering dinas keluar kota. Namun jika memang ada jadwal dinas keluar kota sudah ada izin dari Sekda.
‘’Saya dinas keluar kota juga untuk DPRD ini, bukan perjalanan pribadi,” ungkapnya.
Dijelaskan Nasution, atasan yang dia patuhi hanya ada tiga yaitu Sekda, Wakil Bupati dan Bupati Merangin. Soal anggota DPRD maupun ketua dan wakil ketua DPRD sifatnya hanya sebatas melayani fasilitas. ‘’Dan itu sudah saya penuhi,” tambahnya.
Meski demikian, Nasution pasrah jika jabatan yang diduduki nya sekarang harus dilepas Bupati berdasarkan ketidak puasan anggota maupun petinggi DPRD Merangin.
‘’Saya ini abdi negara, harus patuh terhadap atasan. Jika memang Bapak Bupati mau mengganti saya, saya harus siap. Tugas itu amanah yang harus dijalankan dengan maksimal,” ujar Nasution.
Sementara itu Bupati Merangin, Al Haris mengaku telah menerima informasi itu secara lisan dari para petinggi DPRD. Bahkan dirinya telah menyampaikan keinginan petinggi DPRD itu agar pengganti Nasution diberikan kepada salah seorang bawahannya.
‘’Saya sudah menanyakan kepada salah seorang pegawai saya yang ditunjuk oleh para petinggi DPRD. Persoalannya sekarang orang yang ditunjuk itu mengaku belum siap mengurusi dan melayani anggota DPRD kita ini. Siapa orangnya dan apa alasannya tidak etis saya sebutkan,” Kata Al Haris.
Masih dikatakan Al Haris, untuk menyelesaikan persoalan ini dirinya telah berkoordinasi dengan Baperjakat agar jabatan Sekwan akan dilelang terbuka.
‘’Mungkin nanti jabatan Sekwan itu akan kita lelang terbuka,” tutupnya (Dede Riskadinata)
Share:

Jurnal Redaksi. Setengah Jam Bersama Dr H Nalim SH MH

Merangin | FIJ : Jarak 20an kilometer dari Kota Bangko menuju Simpang Margoyoso tidak menyurutkan niat kami (Tim FIJ) bertemu dengan Mantan Bupati Merangin, Dr. H. Nalim, SH. MH. Meskipun jam menunjukkan pukul 20:00 WIB kami tetap melajukan kendaraan membelah malam, berusaha menepati kesepakatan sore hari sebelumnya.
Kami tiba di sebuah rumah mantan pejabat Merangin, Munte. Di lokasi itulah kesepakatan awalnya kami akan bertemu dengan mantan orang nomor satu di Merangin itu. Ironisnya situasi rumah Munte saat itu sepi. Kami pun berusaha menghubungi Nalim kembali melalui sejumlah orang yang kami yakin tahu keberadaan Nalim saat itu. Akhirnya kami mendapatkan informasi bahwa Nalim saat itu tengah berada disebuah acara di Rantau Panjang.
Jam telah menunjukkan pukul 21:15 WIB. Kami sepakati untuk menunggu saja, soalnya jarang ada kesempatan bisa bertatap muka dengan Nalim karena aktivitasnya yang padat.
Kami bertiga duduk menunggu di sebuah tempat makan pecel lele di simpang Margoyoso, rinai hujan menemani. Hingga pukul 23:00 kami mulai resah. Godaan pulang ke Bangko muncul dengan sendirinya, sejak detik itu kami mulai intens meminta informasi kapan Nalim akan pulang, dari orang kepercayaannya, dan kami menerima informasi Nalim segera pulang dan akan meluangkan waktunya untuk kami.
Sekitar pukul 00:00 WIB, mulanya sebuah mobil Toyota Fortuner mulai mendekati. Dugaan kami didalam itulah Nalim berada. Tidak berapa lama kemudian sejumlah mobil berbagai merek mulai muncul dan berhenti di depan pecel lele.
Dari dalam Fortuner, muncul sosok Nalim didampingi Akhmad Bastari, mantan Kepala Dinas Pendidikan Merangin, seorang yang terkenal sangat loyal kepada Nalim. Bukan hanya Akhmad Bastari, sejumlah tokoh juga mulai berdatangan memenuhi meja pecel lele tersebut.
Meski terlihat lelah namun Nalim menerima sambutan kami dengan antusias. Seraya turun dari mobil menuju meja yang telah kami siapkan, dengan langkah tenang Nalim berjabat tangan dengan sejumlah warga yang kebetulan ada di tempat itu.
‘’Apa kabar Dindo?,” Tanya Nalim kepada kami. Suasana akrab.
Dalam percakapan kami, Nalim lebih banyak membicarakan tentang agama dan sosial karena saat ini aktivitas Nalim lebih cenderung pada bidang itu.
‘’Selain memberikan seminar, aktivitas saya selama ini lebih pada kegiatan sosial,” jawab Nalim takkala kami menanyakan apa saja aktivitasnya selama ini.
Kami diberikan keleluasaan bercengkrama dengan Nalim. Melacak dan mengenang nostalgia tak kala kepemimpinannya di Merangin.
Bagi saya sendiri momen itu saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Menatap kedalam gurat wajahnya yang lelah namun tegar. ‘’Ya, inilah sosok Nalim hadir ke Merangin sebagai warga, bukan pejabat. Saya bangga bisa berdekatan dengannya,” gumam saya di hati.
Disela percakapan saya sempat gagap ketika Nalim bertanya kepada saya berapa orang putra saya sekarang ini. Mungkin saja bagi kebanyakan orang pertanyaan itu dianggap basa-basi belaka. Namun bagi saya itu adalah pertanyaan yang bersimpati. Apalagi Nalim fasih memanggil nama saya.
Sejenak memori saya terbang ke masa lampau disaat saya ditugaskan salah satu koran terkemuka di Merangin untuk mengikuti beliau ke perbatasan Desa Air liki dan Ngaol menggunakan tempek atau perahu, bahkan ketika menjemput Nalim di Bandara Sultan Thaha Jambi saat Merangin berhasil meraih piala Adipura. Kala itu Nalim sudah sering memanggil nama saya.
Perbincangan kami seru. Tiap bidang tidak lupa kami diskusikan. Bahkan bidang politik yang mulai hangat belakangan ini soal kebenaran niatnya ikut kembali pada ajang Pemilihan Bupati.
Menjawab pertanyaan kami, Nalim menjawabnya secara diplomatis bahwa pemilihan kepala daerah masih lama. ‘’Pilkadanya masih lama kan, yang jelas sekarang ini berbuat hal yang positif untuk masyarakat,” tuturnya.
Waktu berlalu juga, rasanya ingin berlama-lama dengan Nalim. Tapi karena tugas maka niat itu dikuburkan. Nalim pamit kepada kami, menyesuaikan agendanya selama di Merangin. Kamipun pulang.
Dini hari kami kembali, sesekali lampu sorot kendaraan lain menyilaukan mata. Diperjalanan, kami kembali membicarakan Nalim, mereka-reka apa yang akan dilakukan Nalim jika isu yang beredar di masyarakat itu benar bahwa dirinya siap maju menjadi orang nomor satu di Merangin. Menganalisa siapa saja pasangan yang cocok maupun pasangan lawan yang bisa menyaingi persaingan Pikada kelak. Dalam percakapan itu saya sempat tertidur, letih. (topan)
       
Share:

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumlah Pembaca

Advertisement

YouTube Fokus Info VisuaL

Popular Posts

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support

BTemplates.com